“Aku sudah sampai ya, kutunggu kamu di depan restoran.”
Kulirik pesan singkat dari Robbie itu.
Aduh kok dia cepat banget sih, batinku.
Dengan hati gundah kupercepat langkahku.
Hal terakhir yang kuinginkan di dunia ini adalah membuatnya menunggu.
Rasanya baru kemarin kuterima pesan singkat dari Robbie. Katanya dia ingin mengajakku makan malam.
Robbie Darmawan!
Ya, Robbie Darmawan yang sudah kutaksir sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di Best Advertising, kantor tempatku bekerja, dimana pertama kali kukenal Robbie yang juga bekerja disana.
Dari awal aku sudah jatuh hati dengan senyum manisnya yang menawan. Matanya yang tajam dan badannya yang tinggi besar juga sangat menarik perhatian dari awal.
Namun bukan itu yang membuatku tidak bisa melepaskan dia dari mimpi-mimpiku.
Pria ini memiliki hati emas yang membuatnya selalu ingin membantu orang lain.
Robbie selalu membantuku dalam setiap kesulitan di pekerjaan bahkan seringkali sampai larut malam. Dan yang paling kukagumi, tanpa ragu ataupun takut akan keselamatannya sendiri, suatu hari pernah Robbie berlari sepuluh lantai untuk menyelamatkanku ketika terjadi kebakaran di gedung kami.
Tapi bukan hanya kepadaku.. Robbie menunjukkan keramahan dan kebaikan hatinya ke semua orang juga… Pria, wanita, menikah ataupun lajang, ataupun anak-anak, semua orang yang pernah hadir di hidup Robbie, tentu pernah mendapatkan rasa perhatian dan kebaikan pria ini.
Bukanlah hal yang aneh apabila ada teman tertimpa musibah, Robbie akan menjadi orang pertama yang menghubungi orang tersebut. Dari menemani mereka, membantu apapun yang dibutuhkan mereka pada saat itu, sampai dengan menggantikan pekerjaan mereka di kantor.
Robbie pun sudah terbiasa untuk mengantarkan pulang setiap orang dalam timnya ketika pekerjaan menuntut mereka untuk pulang larut.
Dia memang sangat baik kepada semua orang, memaksaku untuk menghiraukan segala kebaikannya kepadaku, karena itulah adanya Robbie. Pria berhati emas.
Pikiran ini membuat segala hal beradu dalam pikiranku.
Apakah ini makan malam untuk membahas pekerjaan? Tapi aku tidak pernah bekerja langsung bersamanya.
Ataukah.. semoga.. ini adalah suatu kencan?
Tentu saja aku sangat berharap ini kencan. Tapi mengingat seorang Robbie Darmawan si pria berhati emas ini mungkin saja sedang menunjukkan kebaikannya lainnya untukku, dan mengingat pria ini bukanlah orang yang suka berkencan dengan sembarang perempuan, apalagi seorang rekan kerja sepertiku, harapanku sebenarnya sangat tipis sekali.
Mengapa hal ini tidak semudah seperti di film-film ya? Yang kutangkap di film-film, apabila ada seorang pria lajang mengajakmu makan malam, sudah pasti itu kencan. Tapi disini, sungguh sulit dipastikan.
Tetap saja aku datang ke makan malam itu dengan penampilan terbaik, seolah-olah ajakan makan malam itu kencan. Malam ini aku mengenakan gaun hijau favoritku, roknya yang berhenti di atas lutut melambai-lambai terkena angin malam ini yang sungguh lebih kencang daripada biasanya. Kupadukan gaun itu dengan sepatu hak tinggi yang membuat kakiku terlihat lebih jenjang, meskipun tinggi badan ini tidak lebih dari 150cm. Selain itu, aku pun menggunakan riasan wajah lembut namun dengan lipstick merah yang kupercaya membuat tampilan wajahku lebih menarik. Sementara rambut hitam lebatku kubiarkan tergerai indah di bahuku. Tidak lupa kusemprotkan parfum favoritku di sekujur tubuh sebelum melangkah keluar.
Dalam hati aku berdoa, semoga Robbie tidak menganggap aku berlebihan. Mengingat biasanya aku hanya menggunakan t-shirt, jeans dan sepatu olahraga ke kantor. Tanpa riasan, apalagi lipstick merah, dengan rambut diikat ekor kuda agar tidak menggangguku bekerja.
Akhirnya aku sudah dekat dengan restoran tempat kami bertemu. Dari ujung jalan sudah dapat kulihat Robbie berdiri disana.
Pria pujaan hatiku itu tidak nampak kedinginan meskipun angin bertiup sangat kencang melewati tubuhnya.
Ketika kulihat dia berdiri membelakangiku dengan setelan kemeja rapi, ada secercah harapan ini kencan. Meski bisa saja sih dia baru kembali dari suatu pertemuan terkait pekerjaan.. atau mungkin dari suatu undangan pernikahan. Namun setidaknya aku tidak perlu malu karena datang dengan penampilan yang spesial.
Tapi ketika kulihat dia membalikan badannya dan melambaikan tangan kanannya kepadaku, sementara tangan kirinya menggenggam suatu rangkaian bunga mawar merah yang sangat indah, hatiku berteriak, YA! ini kencan!
Dengan hati riang kulambaikan tangan pula kepada Robbie dan dengan setengah berlari kuhampiri pria yang selalu hadir di mimpiku dalam beberapa tahun terakhir ini.
Malam ini akan menjadi malam yang sangat indah, batinku bahagia.
#30DWC #30DWCJilid25 #Day9
Categories: 30DWC
dewimayangsari
Hello - I love writing random stuff from fiction to mental health to relationship to productivity to travel stories. Hope you can enjoy my writings! :)
Leave a Reply