“Pulang, Mbak?” Tanya Mas Madi, office boy yang sangat ramah di kantor.
“Iya, Mas Madi. Jaga malam yah?” Sapaku kembali.
“Iya, Mbak. Banyak yang lembur malam ini.” Jawab Mas Madi yang kujawab dengan senyuman.
Kulangkahkan kaki menuju lift dan berjalan menuju parkiran.
Kudapati mobilku yang mengkilap bersih. Aku pun tersenyum sendiri. Mengingat betapa beruntungnya aku. Pagi ini ketika aku terbangun, Danu, suamiku, sudah membersihkan mobilku sejak subuh.
Memang aku sangat beruntung.
Danu bukan hanya suami yang sangat perhatian, namun juga pria yang bertanggung jawab, penuh kejutan, dan yang paling terpenting sangat mencintaiku.
Dia selalu menjaga dan membelaku, membuatku merasa aman dan nyaman. Untukku, definisi rumah adalah suamiku ini. Tidak ada hal di dunia ini yang dapat membuatku gusar selama aku tahu, setiap harinya aku bisa kembali pulang ke rumahku yang sangat kuhargai dan kusayangi.
Kulangkahkan kaki menuju mobil dan duduk di kursinya yang nyaman.
Telepon selularku berbunyi.
“Sayang, aku sudah belikan makan malam seafood kesukaanmu ya. Aku sampai di rumah sekitar dua puluh menit lagi.”
Kubaca pesan singkat dari suamiku itu. Seperti biasa, selalu memikirkan sampai hal terkecil untuk menjagaku dan membuatku bahagia.
“Terima kasih sayang, aku baru mau jalan pulang. Mungkin nanti kita sampainya bersamaan.” Jawabku.
Masih aku ingat hari dimana Danu melamarku.
“Aku sudah mengenal bahkan berkencan dengan banyak wanita. Tapi tidak ada yang membuatku merasa nyaman seperti kamu. Tidak ada yang membuatku begitu mencintai dan takut kehilangan seperti perasaan yang aku miliki ke kamu sekarang.”
Kata-kata Danu itu terngiang-ngiang di telingaku sekarang.
Aku benar-benar mengerti maknanya sekarang.
Di sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku pun berpikir dan mengingat momen-momen dimana Danu pun menjadi bagian besar dalam hidupku.
Cinta dan keromantisannya masih tetap bertahan bahkan setelah tiga tahun kami menikah. Namun yang semakin aku sadari sekarang adalah bagaimana dia telah menjadi rekan hidup yang begitu berharga.
Tempat aku mengadu dan tempat aku meminta bantuan, sekecil dan sebesar apapun. Danu adalah my number one supporter, pendukungku yang pertama dan paling utama.
Entah apa yang pernah kulakukan di dunia ini untuk mendapatkan suami, kekasih hati dan rekan hidup seperti Danu.
Tak terasa, aku sudah sampai di depan rumah kami. Kulihat Danu baru sampai juga dan keluar dari mobilnya. Dia pun tersenyum melihat mobilku melipir.
Hatiku tersenyum bahagia, tenang dan merasa aman setiap kali kulihat senyumnya.
Sayang, aku pulang.
#30DWC #30DWCJilid25 #Day22 #TemaPulang
Categories: 30DWC
dewimayangsari
Hello - I love writing random stuff from fiction to mental health to relationship to productivity to travel stories. Hope you can enjoy my writings! :)
Leave a Reply