Pernahkah kamu berpikir apa yang terjadi jika kamu ditakdirkan lain?
Misalnya apabila alternate universe itu ada.. bagaimana apabila ada dunia-dunia paralel dari dunia yang kamu jalani sekarang..
Kamu.. ya tetap ada. Eksistensi setiap orang di setiap dunia tetap ada.. Akan tetapi segala pilihan yang diambil setiap individu bisa saja berbeda di setiap dunia, yang pada akhirnya akan menghasilkan kehidupan yang mungkin sungguh berbeda di setiap dunia.
Apabila banyak dunia seperti itu ada, inginkah kamu mengintip bagaimana keadaan kamu di setiap dunia? Atau mungkin, memilih kehidupan yang paling ingin kamu jalani.
Mungkin kamu ingin sedikit lebih berani.. Berani membela diri, berani mengambil risiko, berani mengatakan tidak. Satu perbedaan pilihan sederhana sesungguhnya dapat menghasilkan kehidupan yang sungguh sangat berbeda.
Apabila kesempatan itu ada, maukah kamu menukar kehidupanmu?
Siang ini ada pembahasan mengenai apa sih yang “benar” untuk dilakukan di muka bumi.. Apakah hubungan Tuhan adalah prioritas yang harus dikedepankan, ataukah kebaikan-kebaikan kepada sesama.. Atau.. ya sudah lah. Lakukan apapun yang kamu ingin lakukan selama tidak menyakiti orang lain.
Ada yang berpegang teguh kepada kedaulatan Tuhan.. Bahwa segagal apapun manusia, kasih Tuhan akan menolongnya. Ada yang tidak meyakini bahwa surga neraka sesederhana timbangan baik dan buruk, tapi juga ada peran besar prerogatif Tuhan dalam menentukan nasib setiap manusia. Dan ada yang mengimani bahwa yang terpenting dalam hidup adalah berusaha sekuat tenaga untuk mampu berbuat baik dan menggunakan segala daya upaya untuk menolong sesama. Namun semuanya berpendapat sama: surga neraka tidak perlulah kamu pikirkan. Berusaha sebaik-baiknya saja dan tidak perlu pusingkan keputusan Tuhan yang di luar kendali kita.
Bagaimana apabila alternate universes itu ada, dan semua yang kita yakini bisa berbeda di setiap dunia? Kebenaran yang sungguh kita elu-elukan hingga mungkin membuat kita merendahkan mereka yang tidak sekeyakinan dengan apa yang kita imani.. Merasa diri paling benar dan berhak “surga”. Bagaimana apabila ternyata itu semua salah tafsir, atau sesederhana.. tidak benar.. Atau setidaknya tidak selalu benar di setiap kehidupan.. Sungguh kebenaran itu tidaklah absolut, tapi di situasi seperti itu semakin pudarlah segala benar dan salah yang mungkin sudah terpatri di diri kita.
Begitulah racauan jam 3 pagi saya, mungkin absurd tapi sesungguhnya hanya mencoba membiasakan menulis dan berpikir lagi.. Agar otak ini tidak tumpul dalam bidang-bidang kehidupan lain.. Karena hanya dipakai untuk bekerja, bersedih dan berduka saja.
Categories: 30DWC
dewimayangsari
Hello - I love writing random stuff from fiction to mental health to relationship to productivity to travel stories. Hope you can enjoy my writings! :)
Leave a Reply